Tugas 3 : Pekerjaan Masa Depan

Bismillah...
Sejak masa sma saya mulai tertarik menggeluti dunia seputar kebumian, mulai dari memperdalam ilmu saya dibidang kebumian sampai mencoba ikut olimpiade geografi ataupun olimpiade kebumian . Saya sangat merasa tertarik dengan segala hal yang berhubungan dngan alam bebas baik. Saya selalu mencari hal-hal baru ataupun perkembangan baru yang terjadi di alam kita yang indah ini, oleh karena kegemaran saya ini, saya sangat ingin bekerja di gedung bundar BMKG. Kalo kaya gitu pertanyaannya kenapa kuliah SI?  salah satu alasan saya mengambil jurusan si ketimbang geografi adalah, karena ketertarikan saya di bidang sistem informasi geografis sangat dalam. SIG berhubungan dengan sistem pembagian informasi dari bmkg kepada masyarakat luas, dengan informasi inilah kita masyarakat tahu bencana apa yg terjadi, peringatan juga soal tsunami dikala gempa, semakin kita cepat mengolah informasi, maka semakin cepat pula masyarakat melakukan tindakan-tindakan yang bersifat urgent.
Saya ingin sekali memulai karir pekerjaan saya di BMKG ini, entah kenapa sebenarnya keinginan ini sudah ada sejak saya masih SD. Rumah nenek saya sangat dekat dengan gedung BMKG sehingga setiap kami berkunjung kerumah nenek pasti saya melewati gedung BMKG dan ketika saya melewati gedung itu, saya selalu berujar ke adik saya " nanti abang bakal kerja disitu" sambil menunjuk gedung bundar BMKG. Saya akan selalu berjuang untuk membuat kata-kata saya itu benar-benar terjadi, apapun halangannya saya akan terus berusaha hingga impian pekerjaan saya ini dapat tercapai. Keinginan saya juga ingin memperbaiki SIG yang sudah ada sekarang, memang sudah baik, namun pasti bisa lebih baik lagi dengan semakin berkembangnya IPTEK.
Inshaa Allah bisa......

Tugas 2: Six Sigma

Secara umum, Six Sigma adalah suatu metodologi yang dipergunakan untuk melakukan upaya perbaikan dan peningkatan proses yang berkesinambungan atau terus menerus (Continuous Improvement). SIX SIGMA berasal dari kata SIX yang berarti enam (6) dan SIGMA yang merupakan satuan dari Standard Deviasi yang juga dilambangkan dengan simbol σ, Six Sigma juga sering di simbolkan menjadi 6σ. Makin tinggi Sigma-nya, semakin baik pula kualitasnya. Dengan kata lain, semakin tinggi Sigma-nya semakin rendah pula tingkat kecacatan atau kegagalannya. Seperti Tabel konversi Sigma dibawah ini.

Strategi yang dilakukan oleh Six Sigma adalah :

Fokus terhadap Kepuasan dan Kebutuhan Pelanggan (Customer Focused)
Menurunkan tingkat kecacatan (Reduce Defect)
Berkisar di sekitar Pusat Target (Center around Target)
Menurunkan Variasi (Reduce Variation)
Konsep dasar dari Six Sigma sebenarnya berasal dari gabungan Konsep TQM (Total Quality Management) dan Statistical Process Control (SPC) dimana kedua konsep tersebut berasal dari pemikiran-pemikiran para pakar seperti Deming, Ishikawa, Walter Shewhart dan Crossby. Dalam perkembangannya, Six Sigma yang mulanya adalah sebuah metric berkembang menjadi sebuah  Metodologi dan saat ini sudah menjadi sebuah Sistem Manajemen.

Dalam Penerapan Six Sigma, target atas kecacatan atau kegagalan proses dikontrol dalam target 3,4 DPMO (Defects per Million Opportunities  atau Kegagalan per sejuta kesempatan) yang artinya dalam 1 Juta unit produk yang diproduksi hanya ada 3,4 unit yang cacat. Berarti perusahaan memproduksi produk dengan tingkat kepuasan pelanggan mencapai 99,9997%.

Tabel Konversi Sigma (Six Sigma)

Tingkatan Posisi Six Sigma

Tingkatan Posisi bagi orang dalam Metodologi Six Sigma adalah :

Champion / Sponsor (Top Management)
Master Black Belt
Black Belt
Green Belt
Team Members (Anggota Team)
Proses Owner (Pemilik atau orang yang mengerjakan proses)
Pengetahuan tentang Statistik wajib dimiliki bagi orang yang menggunakan Metodologi Six Sigma ini terutama pada posisi Green Belt, Black Belt dan Master Black Belt.

Untuk mendapatkan sertifikasi  Green Belt, Black Belt dan Master Black Belt diperlukan pelatihan khusus dan di uji oleh badan penguji seperti ASQ (Amerika Serikat) dan SQI (Singapura).

5 Tahap dalam Six Sigma (DMAIC)

Terdapat 5 Tahapan yang dipergunakan Six Sigma dalam penyelesaian masalah dikenal dengan Metode DMAIC , yaitu :

1. DEFINE

Yaitu Tahap pertama dalam Six Sigma untuk mendefinisikan dan menyeleksi permasalahan yang akan diselesaikan beserta Biaya, manfaat dan dampak terhadap Pelanggan (customer)

Alat-alat (Tools) yang digunakan dalam tahapan Define ini antara lain :

Function Deployment Process Map
SIPOC Map (Diagram Supplier, Input, Proses, Output dan Customer)
Pareto Chart
FMEA (Failure Mode Effect Analysis)
Affinity Diagram
Relation Diagram
Cause and Effect Analysis (Fishbone Chart dan Cause and Effect Matrix)
2. MEASURE

Measurement adalah Tahapan Pengukuran terhadap Permasalahan yang telah didefinisikan untuk diselesaikan. Dalam tahap ini terdapat Pengambilan data yang kemudian Mengukur Karakteristiknya serta kapabilitas dari proses pada saat ini untuk menentukan langkah apa yang harus diambil untuk melakukan perbaikan dan peningkatan selanjutnya.

Alat-alat (Tools) yang digunakan dalam tahapan Measurement adalah :

Cause and Effect Analysis (Fishbone Chart dan Cause and Effect Matrix)
Probability Distributions (Distribusi Probabiliti)
Basic Statistic seperti Mean,  Median dan Modus
Gage Reproducibility and Repeatability (GR&R)
Process Capability
3. ANALYSIS

Tahapan Analysis adalah tahapan untuk menemukan solusi untuk memecahkan masalah berdasarkan Root Cause (Akar Penyebab) yang telah di-identikasikan. Di dalam Tahapan ini, kita harus dapat menganalisis  dan melakukan validasi terhadap Akar Permasalahan (Root Causes) atau Solusi  melalui pernyataan-pernyataan Hypothesis.

Alat-alat (Tools) yang digunakan dalam tahapan Analysis adalah :

Uji Hipotesis (Hypothesis Testing)
Regression
Correlation Analysis
ANOVA (Analysis of Variance)
Multi-Vari Analysis
Contingency Table
4. IMPROVE

Setelah mendapat Akar Permasalahan dan Solusi serta men-validasi-nya, tahap selanjutnya adalah melakukan tindakan perbaikan terhadap permasalahan tersebut dengan melakukan pengujian dan percobaan untuk dapat meng-optimasi-kan solusi tersebut sehingga benar-benar bermanfaat untuk menyelesaikan permasalahan yang kita alami.

Di Tahap Improvement, alat yang digunakan adalah DOE atau Design of Experiment yang terdiri dari :

Factorial Design
General Full Factorial Design
Fractional Factorial Design
5. CONTROL

Tujuan dari tahapan Control adalah untuk menetapkan Standarisasi serta mengontrol dan mempertahankan Proses yang telah diperbaiki dan ditingkatkan tersebut dalam jangka panjang dan mencegah potensi permasalahan yang akan terjadi di kemudian hari ataupun ketika ada pergantian proses, tenaga kerja maupun pergantian manajemen.
Contoh Kasus Penggunaan Six Sigma:
Masalah:

Suatu perusahaan retailer makanan melakukan riset terhadap 300 outletnya dan menemukan 96% kue yang dibuat di toko telah dibuat dengan icing berlebihan. Kelebihan tersebut bervariasi antara 1 hingga 32 ons icing ekstra.

Analisa Six Sigma:

Alasan yang paling signifikan untuk icing yang berlebihan adalah bahwa si penghias kue tidak pernah menimbang kuenya. Untuk menuntaskan masalah, perusahaan tersebut memfasilitasi setiap bakery departement dengan beberapa timbangan digital. Hal ini mengurangi pemborosan icing sebanyak lebih dari 80%.

Sumber :
shiftindonesia.com/six-sigma-in-action-seri-ilustrasi-penerapan-six-sigma-di-berbagai-sektor/

ilmumanajemenindustri.com/pengertian-six-sigma-5-tahapan-six-sigma-dmaic/